Minggu, 07 Maret 2010

Konfigurasi Metro Ethernet Pada Jaringan Speedy

Pada jaringan layanan internet speedy, Metro-E dijadikan sebagai jaringan atau perangkat uplink dari DSLAM. Perangkat-perangkat DSLAM yang berperan sebagai multiplekser data dari CPE (Customer Permises Equipment), digabungkan pada jalur data yang lebih lebar yakni Metro-E. Seperti pembahasan sebelumnya, Metro-E memiliki bandwidth hingga 10Gbps/core, artinya peran untuk menyokong jaringan speedy untuk sebuah wilayah perkotaan (Metropolitan) bukanlah beban yang berarti. Dengan kemampuan dan kehandalan seperti itu perangkat Metro-E bahkan tidak perlu memakan banyak space atau ruang, berbeda halnya apabila perangkat transport yang digunakan masih berbasis SDH.

Gambar Perangkat Metro-E

Perangkat Metro-E ditempatkan pada setiap STO (Sentral) dan saling terhubung dengan topologi Ring (melingkar). DSLAM yang berada di bagian sentral maupun yang berada di bagian Remote dihubungkan dengan perangkat Metro menggunakan Patch cord melalui terminasi OTB. Prinsip koneksi fisik antara DSLAM dan Metro-E dapat dilakukan secara langsung (DSLAM <-->Metro-E) atau pun melalui perantara Agregator (DSLAM<-->Agregator<-->Metro-E).

Agregator adalah perangkat berupa switch yang fungsinya meng-agregasi (menggabungkan) koneksi beberapa DSLAM sebelum masuk ke Port Metro-E. Penggunaan Agregator dilakukan apabila DSLAM terlampau banyak dan khawatir apabila port koneksi Metro-E tidak mencukupi. Namun pada kenyataannya di lapangan, agregator jarang digunakan karena port interface yang dimiliki Metro-E sudah sangat memadai atau cukup banyak. Sebagai contoh pada Jaringan Metro Akses Semarang, agregator hanya digunakan pada satu lokasi STO yaitu STO Ungaran.

Gambar Konfigurasi Metro-E pada jaringan speedy

DSLAM berbasis IP seperti yang tertera pada gambar di atas memiliki peran memisahkan (filter) antara layanan suara dan data. Layanan suara masuk ke perangkat TDM (Time Division Multiplexing), sementara layanan data masuk ke Metro-E. Berbeda dengan DSLAM model lama yang berbasis ATM (Asynchronous Transfer Mode), data yang ditransmisikan dengan transport SDH (STM-4) bersamaan dengan suara dipisah di bagian sentral dan konversi dengan modul IPUL (IP UpLoad) sebelum masuk ke Metro-E. Mekanisme demikian memang harus dilakukan mengingat Metro-E merupakan perangkat yang menggunakan teknologi IP.

Mengapa Metro-E disusun dengan topologi Ring? Secara logika, pertanyaan ini dapat dijawab demikian: ”Apabila satu perangkat Metro-E yang berada pada topologi mengalami down, maka koneksi tidak akan putus begitu saja karena data dapat dilewatkan pada jalur lainnya.” Alasan tersebut adalah logika yang menyangkut dari segi proteksi. Lebih rincinya, keunggulan penggunaan topologi ring ini didasari oleh hal-hal berikut:

• Network Delay

Network delay dalam konteks ini adalah delay protection and recovery dan minimum maksimum transport delay di dalam network yang berbeda. Topologi dan ukuran network termasuk jumlah trafik mempunyai dampak yang besar dalam delay network. Perbandingan delay dari berbagai aspek dapat dilihat dalam tabel berikut: (RPR=Risilient Packet Ring)

(Source : VTT Technical Research Center of Finlad)
Tabel Perbandingan Network Delay


Resilient Packet Ring (RPR) adalah protokol Media Access Control (MAC) yang didesain untuk melakukan optimalisasi pengelolaan bandwidth dan memfasilitasi penggelaran layanan data melalui network ring. RPR beroperasi di atas teknologi transport seperti GbE atau SDH. RPR menyediakan proteksi (dibawah 50ms) dengan dua methoda yang berbeda, steering dan wrapping. RPR node dapat memilih paket yang dialamatkan kepada RPR dari ring dengan fungsi DROP, dan dapat melakukan insert data ke dalam ring dengan ADD function. RPR menjawab persyaratan Quality of Service (QoS) dengan tiga tingkatan QoS. Paket yang dikirimkan melalui ring diberi label dengan prioritas High, Medium atau Low.

• Throughput

Dalam kontek ini throughput berarti jumlah data yang dapat dikirim oleh aplikasi tanpa menghitung transport frames dan network management messages. Jumlah overhead dan control bervariasi tergantung dari teknologi yang digunakan, dan biasanya maksimal 15 persen tergantung pada ukuran paket data.
Ketika membandingkan teknologi transpor yang berbeda, yang perlu diingat bahwa line rate tidak harus sama dengan transfer speed atau bandwidth dari teknologi.

(Source : VTT Technical Research Center of Finlad)
Tabel Perbandingan Throughput


Network Management menyediakan beberapa trafik ekstra, khususnya dalam kondisi gangguan. Namun demikian dalam kondisi trafik normal, network management tidak mempunyai dampak yang signifikan terhadap nilai throughput.

• Proteksi

Kemampuan proteksi dari suatu teknologi sangat penting dan tergantung pada topologi jaringan yang digunakan. Seperti yang di bahas sebelumnya, topologi ring memberikan proteksi yang memang tidak terlalu handal namun harganya murah.

(Source : VTT Technical Research Center of Finlad)
Tabel Perbandingan Proteksi


• Pembangunan

Komponen biaya jaringan bagi operator adalah biaya pembangunan dan pemeliharaan. Untuk network yang telah lama, saat ini operator dihadapkan pada masalah yaitu melakukan upgrade atau tetap memelihara jaringan yang telah ada, dan kedua-duanya membawa konsekuensi masing-masing. Operator lama dengan network lama dan pendatang baru yang tentunya tanpa dibebani network lama tentunya mempunyai skenario yang berbeda untuk menghemat biaya.
Bagian paling mahal dalam membangun jaringan adalah penggelaran fiber, khususnya apabila diperlukan dug untuk melindung fiber. Dan akan banyak uang yang dihemat apabila link fiber sudah tergelar. Dalam kasus perbandingan biaya ini dianggap menggunakan link network yang sudah tergelar.

(Source : VTT Technical Research Center of Finlad)
Tabel Perbandingan Biaya Pembangunan


Secara umum perbandingan cost dapat dilihat dalam tabel diatas, dan bagaimanapun juga pembangunan sangat tergantung dengan kondisi existing dan tidak bisa di generalisir.

• Kemampuan Update

Salah satu faktor penting yang perlu dipertimbangkan ketika membangun network adalah kemampuan update di masa yang akan datang. Requirement network terus bertambah dan itu membuat jaringan yang telah kita bangun dalam waktu yang tidak lama akan kelihatan tua dan perlu segera diupdate. Isu utama biaya update adalah seberapa banyak infrastruktur lama masih dapat dipakai.
Satu lagi yang perlu diperhatikan adalah karakteristi dari update itu sendiri, apakah hanya menambah kemampuan bandwidth atau memang menawarkan fitur baru. Mengacu pada hal tersebut semua teknologi yang dibahas menawarkan kemampuan update dimasa depan. Dan saat ini perangkat GbE memiliki kemampuan update yang lebih mudah dan murah dibandingkan dengan teknologi yang lain.

(Source : VTT Technical Research Center of Finlad)
Tabel Perbandingan Kemudahan Update

Tidak ada komentar:

Posting Komentar